KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menghadiri The 11th Clean Energy Ministerial Meeting (CEM11) and The 5th Mission Innovation (MI-5).
Dalam pertemuan internasional yang digelar virtual tersebut, Arifin memaparkan sejumlah langkah strategis pemanfaatan energi bersih yang telah dilakukan Indonesia.
Indonesia memiliki sumber energi terbarukan yang sangat besar dengan potensi yang mencapai 400 Gigawatt (GW). Dengan begitu, pengaturan suplai dan penggunaan energi menjadi penting untuk dilakukan.
“Kami memiliki potensi energi terbarukan yang besar, yakni mencapai 400 GW dan sangat penting bagi kami untuk mengatur sistem pemanfaatan energi. Kami melakukan langkah-langkah strategis dalam mengatur pemanfaatan energi ini,” ungkap Arifin dalam siaran pers di situs Kementerian ESDM, Rabu (23/9).
Langkah pertama adalah optimalisasi penggunaan sumber energi domestik. Dalam hal ini adalah mendorong penggunaan energi terbarukan, misalnya dengan mengganti pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dengan sumber energi bersih seperti gas dan energi terbarukan.
“PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) tengah meluncurkan program konversi dari pembangkit listrik bertenaga diesel menjadi energi terbarukan dengan kapasitas 2 GW di lebih dari 2.000 lokasi di seluruh negeri,” terang Arifin.
Langkah yang kedua adalah melakukan efisiensi energi, baik di sisi suplai maupun permintaan. Efisiensi dilakukan dengan mendorong implementasi target efisiensi energi di lingkungan gedung dan industri.
Selanjutnya, Arifin menyebutkan, Indonesia juga mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi nasional dari 84,3% menjadi 98,8%, khususnya untuk mendukung program elektrifikasi di daerah terluar dan terpencil.
Sebagai contoh, saat ini pemerintah sedang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung terbesar di Waduk Cirata, Jawa Barat, dengan kapasitas 145 Megawatt (MW). Proyek ini akan meningkatkan bauran energi di sistem kelistrikan Jawa-Bali secara signifikan.
Selain itu, Indonesia juga mengembangkan terobosan dalam mengurangi emisi dari pembangkit listrik dengan sumber energi batubara. “Kami juga mendorong penggunaan clean coal technology dan biomass co-firing with coal untuk mengurangi emisi,” imbuh Arifin.
Asal tahu saja, Indonesia memiliki sumber energi biomassa yang sangat besar, yakni dari hutan, pertanian, dan sampah, yang sangat penting digunakan sebagai energi alternatif pengganti sumber energi fosil.
Lebih lanjut, dengan mengembangkan biofuel, Indonesia secara bertahap juga mengurangi penggunaan sumber energi fosil dengan biodiesel dan membangun green refinery untuk memaksimalkan potensi sawit yang dimiliki.
Arifin juga menegaskan, bersama negara anggota CEM, Indonesia siap untuk berpartisipasi dalam Biofuture Platform Initiative in Accelerating the Transition to a Sustainable Low-Carbon Bioeconomy melalui peningkatan penggunaan potensi bioenergi di Indonesia.
Guna mendukung komitmen global dalam mengurangi emisi, Indonesia telah menetapkan target 23% energi terbarukan dalam bauran energi Indonesia tahun 2025. Indonesia juga berkomitmen untuk mengurangi emisi hingga 29% pada 2030 dan 41% sesuai dengan skenario mitigasi.
“Untuk mencapai target yang ambisius tersebut, pemerintah Indonesia membutuhkan dukungan dan bantuan dari rekan-rekan di seluruh dunia,” ujar Arifin.
Di saat bersamaan, untuk meningkatkan investasi energi terbarukan, Indonesia tengah mempersiapkan kebijakan tarif yang menarik bagi sumber energi terbarukan dan melakukan program Government Drilling untuk membantu pengembang dalam melakukan eksplorasi panas bumi.
Sebagai penutup, Arifin menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk berkolaborasi secara global untuk mendukung pemulihan ekonomi dunia.
Pemerintah Indonesia sangat mengapresiasi kerja sama dengan anggota CEM. Pandemi Covid-19 diharapkan dapat menjadi momentum bagi semua pihak untuk mempromosikan energi bersih, energi terbarukan, dan efisiensi energi.
“Kami berkomitmen untuk berkolaborasi dalam mendukung pemulihan ekonomi dunia, meredakan dampak pandemi, dan mempercepat transisi energi bersih secara global,” pungkas dia.
Sumber : kontan.co.id